Rabu, 26 Juni 2013

Hari I Program Kepemimpinan Calon Penerima Beasiswa LPDP

Hari ini adalah hari pertama dari rangkaian 11 hari program kepemimpinan calon penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Acara dibuka oleh sambutan dari Direktur Utama LPDP Bpk. Eko Prasetyo dan diresmikan oleh Sekjen Departemen Pendidikan Nasional Bpk. Prof. Ainun Na'im.

Materi 1
What, Why and How to LPDP”


Materi ini dibawakan oleh jajaran direksi LPDP yaitu Bpk. Eko, Bpk. Kahar, Bpk. Sofwan dan Bpk. Mahdum. Berikut adalah struktur organisasi LPDP




Terbentuknya LPDP merupakan amanat Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak Tahun Anggaran 2010 yang mengalokasikan DPPN dan pengelolaannya dilaksanakan oleh Badan Layanan Umum. Latar belakang didirikannya LPDP adalah kebutuhan akan tenaga kerja terdidik untuk mengakomodasi perkembangan negara Indonesia dimana menurut penelitian lembaga asing akan menjadi 7 besar dunia di tahun 2030.

Tantangan mencakup fakta rendahnya rasio lulusan S3, rendahnya jumlah lulusan teknik untuk mengakomodir kebijakan pemerintah MP3EI dan rendahnya dana riset dibandingkan dengan negara-negara lain, termasuk negara-negara tetangga di ASEAN.

Selain beasiswa magister, doktor dan riset, LPDP juga berfungsi sebagai last resource untuk rehabilitasi fasilitas pendidikan jika terjadi bencana.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan, LPDP dapat mengelola Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN), karena telah berstatus sebagai BLU penuh. Hal ini merupakan kelebihan dikarenakan dana beasiswa tidak berebenturan dengan tahun anggaran APBN dan dapat langsung dikucurkan.

Secara ringkas, LPDP membantu untuk mewujudkan peminpin-pemimpin bangsa di masa depan yang berkualitas baik secara akademis maupun secara moral.

Materi 2
Enterpreneurship”

Materi kedua dibawakan oleh seorang yang masih termasuk muda, Mas Goris Mustaqim. Beliau adalah pendiri Yayasan Asgar Muda. Latar belakang pendirian social enterpreneurship ini adalah ketidakmerataan kesejahteraan di Indonesia. Beliau akhirnya melakukan perubahan di daerah kampung halaman beliau yaitu Garut, yang masih merupakan daerah tertinggal.


Fokus pengembangan yang dilakukan oleh Asgar Muda adalah:
  1. Pendidikan, yaitu dengan mendirikan bimingan belajar secara gratis untuk membantu siswa-siswa SMU di Garut diterima di PTN. Bimbel ini akhirnya berkembang juga ke tingkat SD dan SMP.
  2. Inkubator kewirausahaan yaitu menghubungkan anatara pengusaha dengan investor.
  3. Pengembangan potensi daerah yaitu mengangkat ciri khas daerah menjadi bisnis yang mensejahterakan.
  4. Pemberdayaan masyarakat dengan microfinance.
  5. Gerakan investasi pohon
Secara pokok yang diperlukan adalah generasi muda yang tidak hanya memiliki ide namun juga melaksanakan ide tersebut, membayar kembali atas keberhasilannya kepada masyarakat sekitar, terutama di daerah-daerah tertinggal. Dalam pelaksanaan akan menghadapi berbagai tantangan, namun tidak boleh menyerah. Sangat berguna juga jika memiliki mentor yang dapat memberi petunjuk dalam menjalankan usaha.

Referensi:

Raoul Oberman, Richard Dobbs, Arief Budiman, Fraser Thompson and Morten Rossé, 2012, The archipelago economy: Unleashing Indonesia's potential, [online], (http://www.mckinsey.com/insights/asia-pacific/the_archipelago_economy diakses tanggal 26 Juni 2013)

______, 2012, Struktur Organisasi, [online], (http://www.lpdp.depkeu.go.id/index.php?page=struktur-organisasi diakses tanggal 26 Juni 2013)

______, 2006-2013,Goris Mustaqim, Asgar Muda Foundation, [online] (http://designingthefuturemalmo.socialcapitalmarkets.net/social_entrepreneur/goris-mustaqim/ diakses tanggal 26 Juni 2013)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar