Hari ini adalah hari pertama dari
rangkaian 11 hari program kepemimpinan calon penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Acara
dibuka oleh sambutan dari Direktur Utama LPDP Bpk. Eko Prasetyo dan
diresmikan oleh Sekjen Departemen Pendidikan Nasional Bpk. Prof.
Ainun Na'im.
Materi 1
“What, Why and How to LPDP”
Materi ini dibawakan oleh jajaran direksi LPDP yaitu Bpk. Eko, Bpk. Kahar, Bpk. Sofwan dan Bpk.
Mahdum. Berikut adalah struktur organisasi LPDP
Terbentuknya LPDP merupakan amanat
Undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sejak
Tahun Anggaran 2010 yang mengalokasikan DPPN dan pengelolaannya
dilaksanakan oleh Badan Layanan Umum. Latar belakang didirikannya
LPDP adalah kebutuhan akan tenaga kerja terdidik untuk mengakomodasi
perkembangan negara Indonesia dimana menurut penelitian lembaga asing
akan menjadi 7 besar dunia di tahun 2030.
Tantangan mencakup fakta rendahnya
rasio lulusan S3, rendahnya jumlah lulusan teknik untuk mengakomodir
kebijakan pemerintah MP3EI dan rendahnya dana riset dibandingkan
dengan negara-negara lain, termasuk negara-negara tetangga di ASEAN.
Selain beasiswa magister, doktor dan
riset, LPDP juga berfungsi sebagai last resource untuk rehabilitasi
fasilitas pendidikan jika terjadi bencana.
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan,
LPDP dapat mengelola Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN),
karena telah berstatus sebagai BLU penuh. Hal ini merupakan kelebihan
dikarenakan dana beasiswa tidak berebenturan dengan tahun anggaran
APBN dan dapat langsung dikucurkan.
Secara ringkas, LPDP membantu untuk
mewujudkan peminpin-pemimpin bangsa di masa depan yang berkualitas
baik secara akademis maupun secara moral.
Materi 2
“Enterpreneurship”
Materi kedua
dibawakan oleh seorang yang masih termasuk muda, Mas Goris Mustaqim.
Beliau adalah pendiri Yayasan Asgar Muda. Latar belakang pendirian
social enterpreneurship ini adalah ketidakmerataan kesejahteraan di
Indonesia. Beliau akhirnya melakukan perubahan di daerah kampung
halaman beliau yaitu Garut, yang masih merupakan daerah tertinggal.
Fokus pengembangan
yang dilakukan oleh Asgar Muda adalah:
- Pendidikan, yaitu dengan mendirikan bimingan belajar secara gratis untuk membantu siswa-siswa SMU di Garut diterima di PTN. Bimbel ini akhirnya berkembang juga ke tingkat SD dan SMP.
- Inkubator kewirausahaan yaitu menghubungkan anatara pengusaha dengan investor.
- Pengembangan potensi daerah yaitu mengangkat ciri khas daerah menjadi bisnis yang mensejahterakan.
- Pemberdayaan masyarakat dengan microfinance.
- Gerakan investasi pohon
Secara pokok yang
diperlukan adalah generasi muda yang tidak hanya memiliki ide namun
juga melaksanakan ide tersebut, membayar kembali atas keberhasilannya
kepada masyarakat sekitar, terutama di daerah-daerah tertinggal.
Dalam pelaksanaan akan menghadapi berbagai tantangan, namun tidak
boleh menyerah. Sangat berguna juga jika memiliki mentor yang dapat
memberi petunjuk dalam menjalankan usaha.
Referensi:
Raoul
Oberman, Richard Dobbs, Arief Budiman, Fraser Thompson and Morten
Rossé, 2012, The
archipelago economy: Unleashing Indonesia's potential,
[online],
(http://www.mckinsey.com/insights/asia-pacific/the_archipelago_economy
diakses tanggal 26 Juni 2013)
______,
2012, Struktur
Organisasi,
[online],
(http://www.lpdp.depkeu.go.id/index.php?page=struktur-organisasi
diakses
tanggal 26 Juni 2013)
______,
2006-2013,Goris Mustaqim, Asgar Muda Foundation,
[online] (http://designingthefuturemalmo.socialcapitalmarkets.net/social_entrepreneur/goris-mustaqim/
diakses
tanggal 26 Juni 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar